Sabtu, 05 November 2016

Administrasi Kurikulum dan Pembelajaran



MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen Perkantoran/TataUsaha Sekolah/Madrasah”
Dosen Pengampuh : Dr. H. Suhadi Winoto, M. Pd.
Description: G:\hamidah\logo.jpg
Disusun Oleh: Kelas C2
Kelompok III

                                Silvia Fardatus Solekhah                                T20153071          
                                Faiqotur Rohmah                                           T20153073
                                M. Ali Yafi                                                     T20153079
                                Qurrotu A’yun                                                T20153080
                                Isna Zahrotus Shofa                                        T20153086          
               
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
OKTOBER, 2016


KATA PENGANTAR

           Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Administrasi Kurikulum dan Pebelajaran”.
           Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
           Terlepas dari itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
           Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Aminn.

                                                                        Jember, 12 Oktober 2016


                                                                                    Penyusun










DAFTAR ISI

          KATA PENGANTAR......................................................................... …………..2
          DAFTAR ISI......................................................................................... …………..3
          BAB I PENDAHULUAN.................................................................... …………...4
A.    Latar belakang..............................................................................................4
B.     Rumusan Masalah.........................................................................................4
C.     Tujuan ..........................................................................................................5
          BAB II PEMBAHASAN...................................................................... ……….......6
           ADMINISTRASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
          BAB III PENUTUP.............................................................................. ………….10
Kesimpulan....................................................................................... ………….10
          DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... ………….11










BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
           Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mmpunyai kedudukan yang sangat strategis dalam sebuah aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga dengan kurikulum ideal. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.[1]
Administrasi kurikulum disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting diantara kegiatan-kegiatan administrasi lainnya. Kurikulum dan pembelajaran yang di tatalaksana dengan baik, tepat dan cermat akan mampu menghasilkan atau membuahkan hasil pendidikan yang baik pula. kecakapan mengelola, menata dan melaksanakan kurikulum tidak hanya menjadi kebutuhan dan tanggung jawab seorang guru, tapi juga dirasakan sangat perlu bagi para pengelola pendidikan yang bersangkutan. Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama yang terdapat dimanapun selama ada manusia yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja menghasilkan semacam benda sebagai prduknya, maka disitu kita melihat adanya administrasi. Dan jika di suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu pembelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari proses pendidikan tersebut, maka disitulah ada administrasi pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari administrasi kurikulum dan pembelajaran ?
2.      Apa saja komponen-komponen kurikulum?
3.      Apa saja kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum/ pengajaran?
4.      Bagaimana pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah dan kelas?
5.      Bagaimana pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui dan memahami administrasi kurikulum dan pembelajaran
2.      Mengetahui dan memahami komponen-komponen kurikulum
3.      Mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum/ pengajaran
4.      Mengetahui dan memahami pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan kelas
5.      Mengetahui dan memahami kurikulum tingkat satuan pendidikan












BAB II
                                                                PEMBAHASAN           
ADMINISTRASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Administrasi Kurikulum
Secara teoritik pengertian administrasi adalah melayani secara intensif, sedangkan secara etimologis administrasi dalam bahasa inggris adalah “administer” yaitu kombinasi dari kata latin yang terdiri dari AD dan MINISTRARE yang berarti “to serve” dengan arti melayani, membantu,  dan memenuhi. Lebih jelas lagi, kata AD yang artinya intensif sedang MINISTRARE berbentuk kata benda yang berarti melayani, membantu, dan mengarahkan. Jadi, secara etimologis administrasi adalah melayani secara intensif. Kata “administratio” dan “administrativus” yang kemudian masuk kedalam bahasa inggris menjadi “administration” dan di artikan kedalam bahasa indonesia menjadi administrasi.
Salah satu rumusan yang pernah dikemukakan oleh Soadang S. Siagian bahwa adminstrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau bahkan lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah  ditentukan sebelumnya.
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta beberapa peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam  mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
               Kurikulum memiliki peranan sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, mengemba peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Apabila di analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, maka kita dapat menilai setidaknya tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yakni (1). Peranan konservatif, (2). Peranan kritis dan evaluatif, (3). Peranan kreatif. Dan ketiga peranan tersebut sama pentingnya, bahkan dalam pelaksanaannya diperlukan suatu yang bersifat kesinambungan.[2]
B. Komponen-kompenen Kurikulum
1.      Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Dalam skala mikro, tujuan yang berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata peelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian  dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikn menjadi empat yaitu:
a.       Tujuan Pendididan Nasional (TPN)
b.      Tujuan Istitusional (TI)
c.       Tujuan Kulikuler (TK)
d.      Tujuan Instruksional atu Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang selenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, inormal maupun non formal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai pancasila.
Tujuan Instusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didenifisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program disuatu lembaga tertentu. Tujuan instusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang diruuskan dalam bentuk kompetensi lulusan oleh setiap jenjang pendidikan seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang perguruan tinggi.
Tujuan Kulikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaan. Oleh sebab itu tujuan kulikuler dapat didenifisikan sbagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kulikuler juga pada dasarnya merupakan ujuan antara untuk mencapai tujua lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan kulikuler harus dapat mendukung dan diarahkan unuk menapi tujuan instutisional.
Tujuan Pembejaran (TP) merupakan bagian dai tujuan kulikuler, dapat didenifisikan sbaia kemmapuan yang haus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahassan tertentu dalam suatu bidang studi tertentu dalam sekali oertemuan. Karena hanya guu yang memahami kondisi dilapangan, termasuk memahami karakteristik sisa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan prosses belajar mengajar, guu perlu merumusukan ujuan pembelajarran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka seslesai mengikuti pelajaran. Bentuk perilaku sebagai tujuan yang haus dirumuskan dapat digologkan kedalam tiga klasifikasi atau tia diomain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotor.
2.      Komponen Isi/Materi Pembelajaran
Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikbertakan pada pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memeuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku) da psikomotorik (keterampilan atau skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kuikuum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.



3.      Komponen Metode
Koponen metode ini berkaitan dengan startegi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengn materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam stiap pokok bahasan. Dalam posisi ini guru hedaknya tidak menerapkan berbagai metode agar prroses pembelajaran berlangsung degan menyenangkan dan mencapai sasaran yg direncankan dengan emikian rencana yag sudah disusun dapat diterapkan secara optimal.
4.      Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan prroses yang tidak [pernah berakhir. Proses tersebut meliputi perrencanaan implementassi dan ealuasi. Dalam konteks pengembngan kurikulum, evaluasi merupakan bagian yang tidak dapa dipisahkan ari pengembangan kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suau kurikulum dapat diperahankan atau tidak; bagian-bagian mana yang harus dissempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulu evuaso dapat berfungsi untuk mngetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum atau ealuassi digunkan ssebgai umpan balik dalam perbaikan stragi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai ungsi sumatif dan evaluassi sebgai formatif.[3]
        C. Kegiatan-kegiatan dalam Administrasi Kurikulum
     Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai berikut:
1.      Menyusun rencana kegiatan tahunan
2.      Menyusun rencana pelaksanaan progam/unit
3.      Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan
4.      Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
5.      Mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi
6.      Melaksanakan kegiata-kegiatan ekstrakurikuler
7.      Melaksanakan evaluasi belajar tahap akhir
8.      Mengatur alat perlengkapan pendidikan
9.      Melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
10.  Merencanakan usaha-usaha peningkatan mutu guru

     Pokok-pokok kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 9 pokok kegiatan saja, yakni:
1.   Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah
2.    Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
3.    Kegiatan yang berhubungan dengan murid
4.    Kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
5.    Kegiatan ekstrakurikuler
6.    Kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar
7.    Kegiatan pelaksanaan pengaturan alat perlengkapan sekolah
8.    Kegiatan dalam bimbingan dan penyuluhan
9.    Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu profesional guru[4]
D.  Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah dan Kelas
1.      Kurikulum Tingkat Sekolah
Kepala sekolah bertanggungjawab untuk melaksanakan kurikulum dilingkungan sekolah yang dipimpinnya. Peran kepala sekolah diantarannya:
a.       Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang-orang lain atau kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai cara dilakukan seorang pemimpin dlam melaksanakan kepemimpinannya seperti persuasif (mempengaruhi) atau dengan cara lain.
Pada umumnya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah), harus memiliki sifat/sikap tertentu yang justru merupaka kelebihan dibandingkan orang lain/bawahannya yang diimpin. Sifat/sikap tersebut adalah:
1)   Mampu mengelola sekolah (managerial skills)
Kemampuan ini ditandai dengan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola pelasanaan kurikulum, misalnya: organisasi guru bidang studi, pembentukan regu-regu guru dan koordinator bidang studi, pemberian tugas guru dan lainnya.
2)   Kemampuan profesional atau keahlian dalam jabatannya
Keahlian inii memungkinkan kepala sekolah untuk melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas administrasi yang dibebankan padanya. Sebagai kepala sekolah dia juga sebagai guru, yang harus memiliki kemampuan profesional kepndidikan, termasuk penguasaan dalam bidang progam pendidikan keguruan.
3)   Bersikap rendah hati dan sederhana
Sikap rendah hati berarti tidak pernah menyombongkan diri tentang kemampuan, pengetahuan dan kelebihan-kelebihannya dalam bidang pendidikan. Sikap ini menuntut kepala sekolah untuk lebih banyak mendengarkan, mencari informasi, bukan memerintah/menyuruh.
4)   Selain dari sikap-sikap tersebut, maka kepala sekolah sebaiknyya memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain:
a)    Bersikap suka menolong
b)   Sabar dan memiliki kestabilan emosi
c)    Percaya pada diri sendiri
d)   Berfikir kritis, dsb.
b.      Perilaku seorang administrator
Perilaku administrator sangat penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan progam, pengorgaisasian staf, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi, penilaian terhadap personal sekolah.
     Beberapa perilaku yang perlu dikembangkan oleh seorang administrator dalam kegitan sehari-hariya menurut William B. Castetter, diantaranya:
1)   Respond to day-in day out for assistance subordinate
2)   Render intelectual out emotional support member of his group in carrying out the program educational
3)   Permits lattitude to subordinate in performing their responsibilities
4)   Encourages subordinates in participate in planning
5)   Makes himself available to staff for solving problems
6)   Exhibits integrity in performance apprasial
7)   Get feedback from individuals
8)   Is motivates to help others to help themself

c.       Penyusunan Rencana Tahunan
Perencanaan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegitan kepemimpinannya. Berdasarka jangka waktunya, perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang (misalnnya rencana untuk 5/10 tahun) dan rencana jangka pendek (rencana tahunan, bulanan) berdasarkan garapan seorang administrator, kepala sekolah perlu membuat rencana-rencana:
1)   Perencanaan bidang kemuridan
2)   Perencanaan bidang personal/tenaga kependidikan
3)   Perencanaan bidang saran prasarana
4)   Perencanaan bidang ketatausahaan sekolah
5)   Perencanaan bidang pembiayaan/anggaran pendidikan
6)   Perencanaan pembinaan organisasi sekolah
7)   Perencanaan hubungan kemasyarakatan/komunikasi pendidikan
d.   Pembinaan Organisasi Sekolah
Pelaksannan kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Sekolah-sekolah yang tergolong mapan, umumnya pelaksanaan kurikulum ditunjang oleh:
1)   Guru bidang studi yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya
2)   Staf karyawan tata usaha yang cakap dan terampil
3)   Bagian pengadaan alat bantu mengajar
4)   Bagian perpustakaan diman sumber bacaan disediakan dan dioperasikan sesuai tuntutan kurikulum
5)   Pengelolaan laboratorium
6)   Unit Kesehatan Sekolah (UKS), yang dibina oleh dokter, perawat, tenaga psikiater
7)   Bagian bimbingan dan penyuluhan (BP) yang dibina oleh tenaga konselor yang ahli
8)   Bagian yang bertugas membina kegiatan-kegiatan ekstrakurukuler
9)   Organisasi sekolah
10)                   Organisasi orang tus murid
11)                   Bagian kerohanian dan pembinaan masjid sekolah

e.    Koordinaasi dalam Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan koordinasi sejalan dengan pelaksanaan fungsi administrasi, yakni:
1)   Koordinasi dalam perencanaan
2)   Koordinasi dalam pengorganisasian
3)   Koordinasi pergerakan motivasi personal
4)   Koordinasi dalam pengawasan dan supervisi
5)   Koordinasi dalam anggaran biaya pendidikan
6)   Koordinasi dalam program evaluasi
f.           Kegiatan Memimpin Rapat Kurikuler
Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan, hasil-hasil dan berbagai masaah kurikuler di sekolah. Penyelenggaraan rapat mungkin oleh kepala sekolah kepala sub organisasi, atau ketua bidang studi bergantung pada permasalahan yang dihadapi.
g.    Sistem Komunikasi dan Pembinaan Kurikulum
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada semua pihak yang terlibat dalam prose administrasi, baik dalam organisasi maupunluar organisasi. Melalui komunikasi akan terjadi hubungan yang interaktif dari semua pihak yang pada akhirnya mengembangkan proses kerjasama yang baik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan administrasi kurikulum. Komponen-komponen seperti : kepala sekolah, guru, siswa, alat dan metode secarakeseluruhan terpadu dalam sistem komunikasi.
Sistem komunikasi penting untuk melaksanakan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum, kepala sekolah perlu mengembangkan sistem komunikasi secara efektif agar semua pihak /personal yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulumbertindak satu arah, satu pemikiran, satu sikap dan satu keinginan, mencapai tujuan-tujuan sekolah secara tepat guna dan berdaya guna
Bentuk-bentuk proses komunikasi dalam pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan komunikasi disekolah dapat berlangsung dalam berbagai bentuk yakni:
1)   Proses primer versus proses sekunder
2)   Komunikasi bebas versus komunikasi terbatas
3)   Komunikasi satu arah versus komunikasi dua arah.[5]

2. Kurikulum Tingkat Kelas
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu:
a.       Pembagian tugas mengajar
b.      Pembagian tugas pembinaan ekstrakurikuler
c.       Pembagian tugas bimbingan belajar
Pembagian tugas guru ini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala sekolah. Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu semester atau satua tahun akademik.
1). Kegiatan dalam Bidang Proses Belajar Mengajar
Kegiatan-kegiatan berikut juga termasuk tugas guru, yaitu:
a.       Menyusun rencana pelaksanaan progam/unit
b.      Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran
c.       Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa
d.      Pengisian buku laporan pribadi siswa

   2). Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegitan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang pendidikan dan menunjang ketercapaian tujuan sekolah.
Sebenarnya kegiatan ekstrakulikuler bukan menjadi program instruksional yang dilakukan secara reguler, dan tidak diberi kredit tertentu, tetapi mengundang varietas secara luas, misalnya kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), koperasi, Olahraga Prestasi, dll.
3). Kegiatan bimbingan belajar
Guru memegang peranan utama dan bertanggung jawab membimbing para siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan membantu memecahkan maslah dan kesulitan para siswa yang dibimbingnya, dengan maksud agar siswa tersebut mampu secara mandiri membimbing dirinya sendiri.
Tujuan utama membimbing yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan hidupnya pada tingkat atau keadaan yang lebih layak dibandingkan dengan sebelumnya. Bimbingan berupa bantuan untuk menyelesaikan masalahnya sehingga dia mandiri dalam menyelesaikan masalahnya[6].
E.     Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sasaran tujuan jangka pendek atau tujuan situasional dari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP) ini adalah terwujudnya KTSP di sekolah seuai kondisi dan kemampuan sekolah sehinga program-program yang dapat dikembangkan antara lain:
1.      dan pemantapan Permendiknas Nomor 22,23, dan 24 Tahun 2006.
2.      Pengumpulan dokumen dan refrensi untuk bahan penyusunan KTSP.
3.      Pembentukan tim khusus pengembang KTSP.
4.      Pelaksanaan penyusunan KTSP dan sebagainya.
            Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain:
1.      Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah.
2.      Melakukan kerjasama dengan BNSP/pusat kurikulum/pusat penilaian pendidikan.
3.      Melaksanakan in house training atau pendampingan bagi tim penyusun KTSP.
4.      Melakukan kerjasama dengan lembaga atau instansi lain, khususnya dalam penyusunan KTSP.
5.      Melaksanakan magang dan kunjungan ke sekolah lain.
6.      Melaksanakan kerjasama dengan LPTI (perguruan tinggi).
7.      Melaksanakan seminar atau lokakarya dan sebagainya.
            Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran tersebut adalah:
1.      Terealisasinya sosialisai dan pemantapan Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006.
2.      Terwujudnya kumpulan dokumen dan refrensi untuk bahan penyusunan KTSP.
3.      Terbentuknya tim khusus pengembang KTSP.
4.      Terlaksananya penyusunan KTSP.
5.      Terwujudnya dokumen KTSP untk semua mata pelajaran dan sebagainya.
a.       Pengembangan Proses Belajar Mengajar (PBM)
Sasaran (tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PBM adalah terwujudnya PBM disekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat dikembangkan antara lain:
1.      Sosialisasi dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran.
2.      Peningkatan perencanaan proses pembelajaran
3.      Peningkatan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan dengan berbagai strategi pembelajaran (CTL, pembelajaran tuntas, moving class, dan lain-lain).
4.      Peningkatan pembuatan modul pembelajaran.
5.      Peningkatan pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
6.      Peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran dan sebagainya.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain:
1.      Melaksanakan workshop/pelatihan secara internal disekolah.
2.      Melakukan kerjasama dengan BSNP/ pusat kurikulum/ pusat penilaian pendidikan.
3.      Melaksanakan in house training atau pendampingan bagi guru-guru dalam PBM.
4.      Melakukan kerjasama dengan lembaga atau instansi lain, khususnya dalam pengembangan PBM.
5.      Melakukan magang dan kunjungan ke sekolah lain.
6.      Melakukan kerjasama dengan LPTK (perguruan tinggi) dan lain sebagainya.
Hasil yang diharapkan dpat diperoleh dari sasaran tersebut adalah:
1.      Terealisasinya sosialisai dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran.
2.      Tercapainya peningkatan perencanaan proses pembelajaran oleh guru-guru.
3.      Tercapainya peningkatan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran (CTL, pembelajaran tuntas, moving class, dan lain-lain).
4.      Tercapainya peningkatan pembuatan modul pembelajaran.
5.      Tercapainya peningkatan pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
6.      Tercapainya peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran dan sebagainya.






















BAB III
         PENUTUP
KESIMPULAN
       Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta beberapa peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam  mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu. Adapun komponen-komponen kurikulum terdidri dari: komponen tujuan, komponen isi/materi pembelajaran, komponen metode dan komponen evaluasi. Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai berikut:
1.      Menyusun rencana kegiatan tahunan
2.      Menyusun rencana pelaksanaan progam/unit
3.      Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan
4.      Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
5.      Mengatur pelaksanaan pengisian buku laporan pribadi
6.      Melaksanakan kegiata-kegiatan ekstrakurikuler
7.      Melaksanakan evaluasi belajar tahap akhir
8.      Mengatur alat perlengkapan pendidikan
9.      Melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Pelaksanaan administrasi kurikulum di sekolah dan di kelas sangat berkesinambungan antar keduanya, karena sasaran tujuan jangka pendek atau tujuan situasional dari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan  (KTSP) ini adalah terwujudnya KTSP di sekolah seuai kondisi dan kemampuan sekolah sehinga program-program yang dapat dikembangkan.




DAFTAR PUSTAKA
           
            Engkoswara. 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
            Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset
            Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
            Tim Dosen administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2015. Manejemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta











[1] E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung, Remaja Rosakarya: 2007), 39-40.
[2] Engkoswara. 2012. Administrrasi pendidikan. Bandung: alfabeta. Hlm 249-262

[3] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2015. Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta hlm. 194-196

[4] Oemar Hamalik, “Manajemen Pengembangan Kurikulum”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2010), 172
[5] Ibid., 173-180
[6] Op. cit., 180-184.

Tidak ada komentar:

GAJI GURU HONORER DI SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA

BERAPA GAJI GURU HONORER? Kegiatan mendidik anak merupakan tugas yang mulia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. anak tidak hanya didid...