MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen Perkantoran/TataUsaha Sekolah/Madrasah”
Dosen Pengampuh : Dr. H. Suhadi Winoto, M. Pd.

Disusun Oleh: Kelas C2
Kelompok III
Silvia
Fardatus Solekhah T20153071
Faiqotur
Rohmah T20153073
M.
Ali Yafi T20153079
Qurrotu
A’yun T20153080
Isna
Zahrotus Shofa T20153086
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
OKTOBER, 2016
KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Administrasi Kurikulum dan Pebelajaran”.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun kata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca. Aminn.
Jember,
12 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... …………..2
DAFTAR ISI......................................................................................... …………..3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... …………...4
A.
Latar belakang..............................................................................................4
B.
Rumusan Masalah.........................................................................................4
C.
Tujuan ..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... ……….......6
ADMINISTRASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
BAB III PENUTUP.............................................................................. ………….10
Kesimpulan....................................................................................... ………….10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... ………….11
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mmpunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
sebuah aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh
dan kuat. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para
penyusun kurikulum (makro) atau
kurikulum tertulis yang sering disebut juga dengan kurikulum ideal. Penyusunan
dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan
proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya
sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.[1]
Administrasi kurikulum disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting
diantara kegiatan-kegiatan administrasi lainnya. Kurikulum dan pembelajaran
yang di tatalaksana dengan baik, tepat dan cermat akan mampu menghasilkan atau
membuahkan hasil pendidikan yang baik pula. kecakapan mengelola, menata dan
melaksanakan kurikulum tidak hanya menjadi kebutuhan dan tanggung jawab seorang
guru, tapi juga dirasakan sangat perlu bagi para pengelola pendidikan yang
bersangkutan. Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama yang terdapat
dimanapun selama ada manusia yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita
melihat sebuah pabrik bekerja menghasilkan semacam benda sebagai prduknya, maka
disitu kita melihat adanya administrasi. Dan jika di suatu lembaga yang melatih
dan memberikan suatu pembelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari
proses pendidikan tersebut, maka disitulah ada administrasi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari
administrasi kurikulum dan pembelajaran ?
2.
Apa saja komponen-komponen kurikulum?
3.
Apa saja kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum/ pengajaran?
4.
Bagaimana pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah dan kelas?
5.
Bagaimana pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan?
C. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui dan memahami administrasi kurikulum dan pembelajaran
2.
Mengetahui dan memahami komponen-komponen
kurikulum
3.
Mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan
dalam administrasi kurikulum/ pengajaran
4.
Mengetahui dan memahami pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan kelas
5.
Mengetahui dan memahami kurikulum tingkat satuan pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
ADMINISTRASI
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Administrasi
Kurikulum
Secara teoritik pengertian administrasi adalah melayani secara intensif,
sedangkan secara etimologis administrasi dalam bahasa inggris adalah “administer”
yaitu kombinasi dari kata latin yang terdiri dari AD dan MINISTRARE yang
berarti “to serve” dengan arti melayani, membantu, dan memenuhi. Lebih jelas lagi, kata AD yang
artinya intensif sedang MINISTRARE berbentuk kata benda yang berarti melayani,
membantu, dan mengarahkan. Jadi, secara etimologis administrasi adalah melayani
secara intensif. Kata “administratio” dan “administrativus” yang
kemudian masuk kedalam bahasa inggris menjadi “administration” dan di
artikan kedalam bahasa indonesia menjadi administrasi.
Salah satu rumusan yang pernah dikemukakan oleh Soadang S. Siagian bahwa
adminstrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
atau bahkan lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki
berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman
belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi
yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta
didik, serta beberapa peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar
peserta didik dalam mengembangkan
potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
Kurikulum memiliki peranan
sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, mengemba
peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Apabila di analisis sifat
dari masyarakat dan kebudayaan, maka kita dapat menilai setidaknya tiga jenis
peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yakni (1). Peranan konservatif,
(2). Peranan kritis dan evaluatif, (3). Peranan kreatif. Dan ketiga peranan
tersebut sama pentingnya, bahkan dalam pelaksanaannya diperlukan suatu yang
bersifat kesinambungan.[2]
B.
Komponen-kompenen Kurikulum
1. Komponen
Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil
yang ingin diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat
kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat bahkan
rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Dalam skala
mikro, tujuan yang berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan
yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata peelajaran dan tujuan proses
pembelajaran.
Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi dari tujuan
yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur
yang kemudian dinamakan kompetensi.
Tujuan pendidikan diklasifikasikn menjadi empat yaitu:
a. Tujuan
Pendididan Nasional (TPN)
b. Tujuan
Istitusional (TI)
c. Tujuan
Kulikuler (TK)
d. Tujuan
Instruksional atu Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan
paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh
setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan
harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan
yang selenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, inormal maupun non formal.
Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal
sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk undang-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional
yang bersumber dari sistem nilai pancasila.
Tujuan Instusional (TI) adalah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat
didenifisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program disuatu lembaga tertentu.
Tujuan instusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
diruuskan dalam bentuk kompetensi lulusan oleh setiap jenjang pendidikan
seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan
jenjang perguruan tinggi.
Tujuan Kulikuler (TK) adalah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaan. Oleh sebab itu tujuan
kulikuler dapat didenifisikan sbagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik
setelah mereka menyelesaikan suatu bidang tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kulikuler juga pada dasarnya merupakan ujuan antara untuk
mencapai tujua lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan kulikuler
harus dapat mendukung dan diarahkan unuk menapi tujuan instutisional.
Tujuan Pembejaran (TP) merupakan bagian dai tujuan
kulikuler, dapat didenifisikan sbaia kemmapuan yang haus dimiliki oleh anak
didik setelah mereka mempelajari bahassan tertentu dalam suatu bidang studi
tertentu dalam sekali oertemuan. Karena hanya guu yang memahami kondisi
dilapangan, termasuk memahami karakteristik sisa yang akan melakukan
pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah
tugas guru. Sebelum guru melakukan prosses belajar mengajar, guu perlu
merumusukan ujuan pembelajarran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah
mereka seslesai mengikuti pelajaran. Bentuk perilaku sebagai tujuan yang haus
dirumuskan dapat digologkan kedalam tiga klasifikasi atau tia diomain yaitu
domain kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Komponen
Isi/Materi Pembelajaran
Pada
komponen isi kurikulum lebih banyak menitikbertakan pada pengalaman belajar
yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi
kurikulum hendaknya memeuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku) da psikomotorik (keterampilan atau
skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran yang disampakan dalam
kegiatan proses pembelajaran. Isi kuikuum dan kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.
3. Komponen
Metode
Koponen metode ini berkaitan dengan
startegi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat
adalah metode yang sesuai dengn materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai
dalam stiap pokok bahasan. Dalam posisi ini guru hedaknya tidak menerapkan
berbagai metode agar prroses pembelajaran berlangsung degan menyenangkan dan
mencapai sasaran yg direncankan dengan emikian rencana yag sudah disusun dapat
diterapkan secara optimal.
4. Komponen
Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan prroses
yang tidak [pernah berakhir. Proses tersebut meliputi perrencanaan
implementassi dan ealuasi. Dalam konteks pengembngan kurikulum, evaluasi
merupakan bagian yang tidak dapa dipisahkan ari pengembangan kurikulum,
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suau kurikulum dapat diperahankan
atau tidak; bagian-bagian mana yang harus dissempurnakan. Evaluasi merupakan
komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulu
evuaso dapat berfungsi untuk mngetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan
telah tercapai atau belum atau ealuassi digunkan ssebgai umpan balik dalam
perbaikan stragi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai
ungsi sumatif dan evaluassi sebgai formatif.[3]
C. Kegiatan-kegiatan
dalam Administrasi Kurikulum
Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai
berikut:
1.
Menyusun rencana kegiatan tahunan
2.
Menyusun rencana pelaksanaan
progam/unit
3.
Menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan
4.
Melaksanakan kegiatan proses
belajar mengajar
5.
Mengatur pelaksanaan pengisian buku
laporan pribadi
6.
Melaksanakan kegiata-kegiatan
ekstrakurikuler
7.
Melaksanakan evaluasi belajar tahap
akhir
8.
Mengatur alat perlengkapan
pendidikan
9.
Melaksanakan kegiatan bimbingan dan
penyuluhan
10.
Merencanakan usaha-usaha
peningkatan mutu guru
Pokok-pokok kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 9 pokok
kegiatan saja, yakni:
1.
Kegiatan yang berhubungan dengan
tugas kepala sekolah
2.
Kegiatan yang berhubungan dengan
tugas guru
3.
Kegiatan yang berhubungan dengan
murid
4.
Kegiatan yang berhubungan dengan
proses belajar mengajar
5.
Kegiatan ekstrakurikuler
6.
Kegiatan pelaksanaan evaluasi
belajar
7.
Kegiatan pelaksanaan pengaturan
alat perlengkapan sekolah
8.
Kegiatan dalam bimbingan dan
penyuluhan
D.
Pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Sekolah dan Kelas
1.
Kurikulum
Tingkat Sekolah
Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk melaksanakan kurikulum dilingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Peran kepala sekolah diantarannya:
a.
Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang-orang lain atau
kelompok agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berbagai cara dilakukan seorang pemimpin dlam melaksanakan kepemimpinannya
seperti persuasif (mempengaruhi) atau dengan cara lain.
Pada umumnya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah), harus
memiliki sifat/sikap tertentu yang justru merupaka kelebihan dibandingkan orang
lain/bawahannya yang diimpin. Sifat/sikap tersebut adalah:
1)
Mampu mengelola sekolah (managerial
skills)
Kemampuan ini
ditandai dengan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola pelasanaan
kurikulum, misalnya: organisasi guru bidang studi, pembentukan regu-regu guru
dan koordinator bidang studi, pemberian tugas guru dan lainnya.
2)
Kemampuan profesional atau keahlian
dalam jabatannya
Keahlian inii
memungkinkan kepala sekolah untuk melaksanakan fungsi-fungsi dan tugas
administrasi yang dibebankan padanya. Sebagai kepala sekolah dia juga sebagai
guru, yang harus memiliki kemampuan profesional kepndidikan, termasuk
penguasaan dalam bidang progam pendidikan keguruan.
3)
Bersikap rendah hati dan sederhana
Sikap rendah
hati berarti tidak pernah menyombongkan diri tentang kemampuan, pengetahuan dan
kelebihan-kelebihannya dalam bidang pendidikan. Sikap ini menuntut kepala
sekolah untuk lebih banyak mendengarkan, mencari informasi, bukan
memerintah/menyuruh.
4)
Selain dari sikap-sikap tersebut,
maka kepala sekolah sebaiknyya memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain:
a)
Bersikap suka menolong
b)
Sabar dan memiliki kestabilan emosi
c)
Percaya pada diri sendiri
d)
Berfikir kritis, dsb.
b.
Perilaku seorang administrator
Perilaku
administrator sangat penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan progam,
pengorgaisasian staf, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam
pelaksanaan kegiatan supervisi, penilaian terhadap personal sekolah.
Beberapa perilaku yang perlu dikembangkan
oleh seorang administrator dalam kegitan sehari-hariya menurut William B.
Castetter, diantaranya:
1)
Respond to day-in day out for
assistance subordinate
2)
Render intelectual out emotional
support member of his group in carrying out the program educational
3)
Permits lattitude to subordinate in
performing their responsibilities
4)
Encourages subordinates in
participate in planning
5)
Makes himself available to staff
for solving problems
6)
Exhibits integrity in performance
apprasial
7)
Get feedback from individuals
8)
Is motivates to help others to help
themself
c.
Penyusunan Rencana Tahunan
Perencanaan berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegitan kepemimpinannya. Berdasarka jangka waktunya,
perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang (misalnnya rencana untuk 5/10
tahun) dan rencana jangka pendek (rencana tahunan, bulanan) berdasarkan garapan
seorang administrator, kepala sekolah perlu membuat rencana-rencana:
1)
Perencanaan bidang kemuridan
2)
Perencanaan bidang personal/tenaga
kependidikan
3)
Perencanaan bidang saran prasarana
4)
Perencanaan bidang ketatausahaan
sekolah
5)
Perencanaan bidang
pembiayaan/anggaran pendidikan
6)
Perencanaan pembinaan organisasi
sekolah
7)
Perencanaan hubungan
kemasyarakatan/komunikasi pendidikan
d.
Pembinaan Organisasi Sekolah
Pelaksannan
kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Sekolah-sekolah
yang tergolong mapan, umumnya pelaksanaan kurikulum ditunjang oleh:
1)
Guru bidang studi yang memadai baik
jumlah maupun kualitasnya
2)
Staf karyawan tata usaha yang cakap
dan terampil
3)
Bagian pengadaan alat bantu
mengajar
4)
Bagian perpustakaan diman sumber
bacaan disediakan dan dioperasikan sesuai tuntutan kurikulum
5)
Pengelolaan laboratorium
6)
Unit Kesehatan Sekolah (UKS), yang
dibina oleh dokter, perawat, tenaga psikiater
7)
Bagian bimbingan dan penyuluhan
(BP) yang dibina oleh tenaga konselor yang ahli
8)
Bagian yang bertugas membina
kegiatan-kegiatan ekstrakurukuler
9)
Organisasi sekolah
10)
Organisasi orang tus murid
11)
Bagian kerohanian dan pembinaan
masjid sekolah
e.
Koordinaasi dalam Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan
koordinasi sejalan dengan pelaksanaan fungsi administrasi, yakni:
1)
Koordinasi dalam perencanaan
2)
Koordinasi dalam pengorganisasian
3)
Koordinasi pergerakan motivasi
personal
4)
Koordinasi dalam pengawasan dan
supervisi
5)
Koordinasi dalam anggaran biaya
pendidikan
6)
Koordinasi dalam program evaluasi
f.
Kegiatan Memimpin Rapat Kurikuler
Rapat guru adalah media yang paling tepat
untuk memusyawarahkan penyelenggaraan, hasil-hasil dan berbagai masaah
kurikuler di sekolah. Penyelenggaraan rapat mungkin oleh kepala sekolah kepala
sub organisasi, atau ketua bidang studi bergantung pada permasalahan yang
dihadapi.
g.
Sistem Komunikasi dan Pembinaan Kurikulum
Pemimpin yang
efektif adalah pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada semua pihak
yang terlibat dalam prose administrasi, baik dalam organisasi maupunluar
organisasi. Melalui komunikasi akan terjadi hubungan yang interaktif dari semua
pihak yang pada akhirnya mengembangkan proses kerjasama yang baik dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan administrasi kurikulum. Komponen-komponen seperti :
kepala sekolah, guru, siswa, alat dan metode secarakeseluruhan terpadu dalam
sistem komunikasi.
Sistem komunikasi penting untuk
melaksanakan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum, kepala sekolah perlu
mengembangkan sistem komunikasi secara efektif agar semua pihak /personal yang
terlibat dalam pelaksanaan kurikulumbertindak satu arah, satu pemikiran, satu
sikap dan satu keinginan, mencapai tujuan-tujuan sekolah secara tepat guna dan
berdaya guna
Bentuk-bentuk proses komunikasi dalam
pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan komunikasi disekolah dapat berlangsung dalam
berbagai bentuk yakni:
1)
Proses primer versus proses
sekunder
2)
Komunikasi bebas versus komunikasi
terbatas
2. Kurikulum
Tingkat Kelas
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas
tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi yaitu:
a.
Pembagian tugas mengajar
b.
Pembagian tugas pembinaan
ekstrakurikuler
c.
Pembagian tugas bimbingan belajar
Pembagian tugas guru ini dilakukan
melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala sekolah. Keputusan tugas tersebut
selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu semester atau satua
tahun akademik.
1). Kegiatan
dalam Bidang Proses Belajar Mengajar
Kegiatan-kegiatan berikut juga
termasuk tugas guru, yaitu:
a.
Menyusun rencana pelaksanaan
progam/unit
b.
Menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan dan jadwal pelajaran
c.
Pengisian daftar penilaian kemajuan
belajar dan perkembangan siswa
d.
Pengisian buku laporan pribadi
siswa
2). Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegitan pendidikan di luar
ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang
pendidikan dan menunjang ketercapaian tujuan sekolah.
Sebenarnya kegiatan ekstrakulikuler bukan menjadi program
instruksional yang dilakukan secara reguler, dan tidak diberi kredit tertentu,
tetapi mengundang varietas secara luas, misalnya kepramukaan, Palang Merah
Remaja (PMR), koperasi, Olahraga Prestasi, dll.
3). Kegiatan bimbingan belajar
Guru memegang peranan utama dan bertanggung jawab membimbing para
siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan membantu memecahkan
maslah dan kesulitan para siswa yang dibimbingnya, dengan maksud agar siswa
tersebut mampu secara mandiri membimbing dirinya sendiri.
Tujuan utama membimbing yang diberikan guru adalah untuk
mengembangkan semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan hidupnya
pada tingkat atau keadaan yang lebih layak dibandingkan dengan sebelumnya.
Bimbingan berupa bantuan untuk menyelesaikan masalahnya sehingga dia mandiri
dalam menyelesaikan masalahnya[6].
E.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sasaran tujuan jangka pendek atau tujuan situasional
dari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini adalah terwujudnya KTSP di sekolah
seuai kondisi dan kemampuan sekolah sehinga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain:
1.
dan pemantapan
Permendiknas Nomor 22,23, dan 24 Tahun 2006.
2. Pengumpulan
dokumen dan refrensi untuk bahan penyusunan KTSP.
3. Pembentukan
tim khusus pengembang KTSP.
4. Pelaksanaan
penyusunan KTSP dan sebagainya.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran
tersebut antara lain:
1. Melaksanakan
workshop/pelatihan secara internal disekolah.
2. Melakukan
kerjasama dengan BNSP/pusat kurikulum/pusat penilaian pendidikan.
3. Melaksanakan
in house training atau pendampingan bagi tim penyusun KTSP.
4. Melakukan
kerjasama dengan lembaga atau instansi lain, khususnya dalam penyusunan KTSP.
5. Melaksanakan
magang dan kunjungan ke sekolah lain.
6. Melaksanakan
kerjasama dengan LPTI (perguruan tinggi).
7. Melaksanakan
seminar atau lokakarya dan sebagainya.
Hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari sasaran
tersebut adalah:
1. Terealisasinya
sosialisai dan pemantapan Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006.
2. Terwujudnya
kumpulan dokumen dan refrensi untuk bahan penyusunan KTSP.
3. Terbentuknya
tim khusus pengembang KTSP.
4. Terlaksananya
penyusunan KTSP.
5. Terwujudnya
dokumen KTSP untk semua mata pelajaran dan sebagainya.
a.
Pengembangan
Proses Belajar Mengajar (PBM)
Sasaran
(tujuan jangka pendek atau tujuan situasional) dari pengembangan PBM adalah
terwujudnya PBM disekolah yang sesuai SNP sehingga program-program yang dapat
dikembangkan antara lain:
1. Sosialisasi
dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran.
2. Peningkatan
perencanaan proses pembelajaran
3. Peningkatan
pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan dengan berbagai strategi pembelajaran
(CTL, pembelajaran tuntas, moving class, dan lain-lain).
4. Peningkatan
pembuatan modul pembelajaran.
5. Peningkatan
pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
6. Peningkatan
pengembangan pengawasan pembelajaran dan sebagainya.
Strategi
yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut antara lain:
1. Melaksanakan
workshop/pelatihan secara internal disekolah.
2. Melakukan
kerjasama dengan BSNP/ pusat kurikulum/ pusat penilaian pendidikan.
3. Melaksanakan
in house training atau pendampingan bagi guru-guru dalam PBM.
4. Melakukan
kerjasama dengan lembaga atau instansi lain, khususnya dalam pengembangan PBM.
5. Melakukan
magang dan kunjungan ke sekolah lain.
6. Melakukan
kerjasama dengan LPTK (perguruan tinggi) dan lain sebagainya.
Hasil
yang diharapkan dpat diperoleh dari sasaran tersebut adalah:
1. Terealisasinya
sosialisai dan pemantapan berbagai strategi pembelajaran.
2. Tercapainya
peningkatan perencanaan proses pembelajaran oleh guru-guru.
3. Tercapainya
peningkatan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berbagai strategi
pembelajaran (CTL, pembelajaran tuntas, moving class, dan lain-lain).
4. Tercapainya
peningkatan pembuatan modul pembelajaran.
5. Tercapainya
peningkatan pengembangan penilaian hasil pembelajaran.
6. Tercapainya
peningkatan pengembangan pengawasan pembelajaran dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kurikulum adalah rencana
tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,
materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk
mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan
tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta beberapa peraturan yang
berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan
pendidikan tertentu. Adapun komponen-komponen kurikulum terdidri dari:
komponen tujuan, komponen isi/materi pembelajaran, komponen metode dan komponen
evaluasi. Kegiatan-kegiatan dalam administrasi kurikulum antara lain sebagai
berikut:
1.
Menyusun rencana kegiatan tahunan
2.
Menyusun rencana pelaksanaan
progam/unit
3.
Menyusun jadwal pelaksanaan
kegiatan
4.
Melaksanakan kegiatan proses
belajar mengajar
5.
Mengatur pelaksanaan pengisian buku
laporan pribadi
6.
Melaksanakan kegiata-kegiatan
ekstrakurikuler
7.
Melaksanakan evaluasi belajar tahap
akhir
8.
Mengatur alat perlengkapan
pendidikan
9.
Melaksanakan kegiatan bimbingan dan
penyuluhan
Pelaksanaan administrasi kurikulum di sekolah dan di
kelas sangat berkesinambungan antar keduanya, karena sasaran
tujuan jangka pendek atau tujuan situasional dari pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini
adalah terwujudnya KTSP di sekolah seuai kondisi dan kemampuan sekolah sehinga
program-program yang dapat dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Engkoswara.
2012. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hamalik,
Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset
Mulyasa,
E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tim
Dosen administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2015. Manejemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
[1] E.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung,
Remaja Rosakarya: 2007), 39-40.
[2]
Engkoswara.
2012. Administrrasi pendidikan. Bandung: alfabeta. Hlm 249-262
[3]
Tim
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2015. Manajemen
Pendidikan. Bandung:Alfabeta hlm. 194-196
[4]
Oemar Hamalik, “Manajemen Pengembangan Kurikulum”, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset,2010), 172
[5]
Ibid., 173-180
[6]
Op. cit., 180-184.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar