KATA
PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang tela
h
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya krpada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dilembaga Penidikan”.
Makalah
ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun kata bahasannya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca. Aminn.
Jember,
28 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………...………………………..2
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………… 3
BAB I :PENDAHULUAN…………………………………………………5
A. Latar
Belakang ……………………………………………………………..5
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………….………5
C. Tujuan
Masalah ……………………………………………………….……6
BAB II :PEMBAHASAN PELATIHAN
SDM DILEMBAGA
PENDIDIKAN……………………………………………………7
A. Pengertian
Pelatihan………………………………………………………...7
B. Jenis-jenis
Pelatihan…………………………………………………………7
C. Metode
Pelatihan……………………………………………………………8
D. Teknik-teknik
Pelatihan dan Pengembangan………………………….…….9
E. Tujuan
dan Manfaat Pelatihan
……………………………………………..10
BAB III :PENGEMBANGAN SDM DILEMBAGA
PENDIDIKAN ……………………………………………...……13
A. Pengertian
Pengembangan ………………………………………………….13
B. Jenis-jenis
Pengembangan ………………………………………………….14
C. Metode
Pengembangan …………………………………………………….14
D. Faktor
yang Mempengaruhi Pengembangan SDM …………………………15
E. Tujuan
Pengembangan SDM ……………………………………………….17
F. Manfaat
Pengembangan SDM………………………………………………18
BAB IV : PENUTUP …………………………………………………………19
KESIMPULAN…………………………………………………………………….19
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pelatihan
dan pengembangan SDM menjadi suatu keniscayaan bagi organisasi, karena
penempatan pegawai dilembaga pendidikan
secara langsung tidak menjamin akan berhasil. Pegawai baru sering merasa
tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawab mereka. Permintaan pekerjaan dan
kapasitas pegawai haruslah seimbang melalui program orientasi dan pelatihan,
keduanya sangat dibutuhkan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan dan
pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja kependidikan untuk bekerja lebih
menguasai dan lebih terhadap pekerjaan yangdijabat ataupun dijabat kedepan
sekali para pegawai telah dilatih dan menguasai pekerjaannya, mereka
membutuhkan pengembangan lebih jauh untuk menyiapkan tanggung jawab mereka
dimasa depan.
Dalam
instansi pendidikan biasanya para tenaga kerja yang akan menduduki tenaga baru
yang tidak didukung dengan pendidikannya atau belum mampu melaksanakan
tugasnya, biasanya upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pelatihan dan
pengembangan. Melalui pelatihan dan pengembangan, tenaga kerja akan mampu
mengerjakan, meningkatkan, mengembangkan pekerjaannya.[1]
B. Rumusan
Masalah
1.
Pengertian
Pelatihan dan Pengembangan
2.
Jenis-jenis
Pelatihan dan Pengembangan
3.
Tujuan Pelatihan
dan Pengembangan
4.
Manfaat
Pelatihan dan Pengembangan
5.
Teknik-teknik
Pelatihan dan Pengembangan
C. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
2.
Mengetahui
Jenis-jenis Pelatihan dan Pengembangan
3.
Memahami Tujuan
Pelatihan dan Pengembangan
4.
Memahami Manfaat
Pelatihan dan Pengembangan
5.
Memahmi
Teknik-teknik Pelatihan dan Pengembangan
BAB
II
PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA
DILEMBAGA PENDIDIKAN
A. Pengertian
Pelatihan
Pelatihan
merupakan pembelajaran yang disediakan dalam rangka meningkatkan kinerja
terkait dengan pekerjaan saat ini (Chan: 2010). Pelatihan merupakan upaya yang
sistematis dan terencana untuk mengubah atau mengembangkan
pengetahuan/ketrampilan/sikap melalui pengalaman belajar dalam rangka
meningkatkan efektivitas kinerja kegiatan atau berbagai kegiatan (Caple: 2009).
Pada umumnya, fungsi pelatihan dalam organisasi adalah untuk mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan serta membentuk sikap yang akan memenuhi kebutuhan
bisnis organisasi. Sebagai contoh, pegawai penjualan akan melihat bahwa pegawai
memiliki pengetahuan produk lama di upgrade. Sering kali kedalaman
kebutuhan tersebut dinilai untuk menentukan pengetahuan yang kurang dari
pegawai penjualan. Setelah pelatihan, penilaian dapat dilihat sebagai solusi
untuk memberikan informasi yang aktual (Barbazette: 2005). Maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan pelatihan adalah sebuah upaya yang sistematis dan
terencana untuk mengubah atau mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap
baru yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.[2]
B. Jenis-jenis
Pelatihan
1. Pelatihan
Rutin
Pelatihan
yang dibutuhkan dan rutin dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum yang
diharuskandan berlaku sebagai pelatihan untuk semua pegawai(orientasi pegawai
baru).
2. Pelatihan
Teknis
Pelatihan
pekerjaan/teknis memungkinkan pegawai untuk melakukan pekerjaan, tugas, dan
tanggung jawab mereka dengan baik, misalnya: pengetahuan tentang lembaga
pendidikan, proses dan prosedur teknis, dan hubungan personalia.
3. Pelatihan
Antar Pribadi dan Pemecahan Masalah
Mengatasi
masalah operasional dan antar pribadi serta meningkatkan hubungan dalam
pekerjaan organisasional, mislanya: komunikasi antar pribadi, ketrampilan
manajerial atau kepengawasan, pemecahan konflik.
4. Pelatihan
Perekembangan dan Inovatif
Menyediakan
fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan
organisasional untuk masa depan, misalnya praktek mengajar, perkembangan
eksekutif, dan perubahan organisasional.[3]
C. Metode
Pelatihan
1. Praktek
Kerja Langsung (on the job training)
Sistem ini memberikan
tugas kepada pimpinan langsung pegawai untuk melatih pegawainya.Oleh karena itu
keberhasilan pelatihan sangat bergantung kepada kemampuan pimpinan langsung
pegawai untuk memberikan pelatihan bagi pegawainya. Metode ini dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Formal
Pimpinan langsung
pegawai menunjuk seorang pegawai senior untuk melaksanakan pekerjaan.
Selanjutnya, peserta pelatihan melakukan pekerjaan seperti apa yang dilakukan
oleh pegawai senior.
b. Informal
Pimpinan langsung
pegawai menyuruh peserta untuk memperhatikan orang lain yang sedang mengerjakan
pekerjaan, kemudian ia disuruh untuk mempraktikannya.
2. Vestibule
Vestibule merupakan
bentuk pelatihan dimana pelatihnya bukanlah berasal dari pimpinan pegawai
langsung, melainkan pelatih khusus (trainer specialist).Melalui
percobaan dibuat suatu duplikat dari bahan, alat, dan kondisi sebenarnya yang
ditemui dalam pekerjaan.Salah satu bentuk vestibule adalah simulasi.
3. Apprenticeship
System magang ini
dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan yang
relative tinngi.Program magang ini bisa mengombinasikan antara on the job
training dengan pengalaman, serta petunjuk-petunjuk dikelas dalam
pengethauan-pengetahuan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.
4. Kursus
Keahlian (specialist course)
Merupakan bentuk
pelatihan pegawai yang lebih mirip pendidikan. Kursus biasanya diadakan untuk
memenuhi minat pegawai dalam berbagai bidang pengetahuan tertentu atau bidang
lain diluar bidang pekerjaannya, misalnya kursus bahasa inggris, akuntansi,
manajemen, kepemimpinan, dan lain sebagainya. Kurusu tersebut biasanya dibuat
dalam program pembelajaran, dimana peserta pelatih dapat belajar sendiri dan
menyesuaikan kecepatan belajarnya sesuai dengan krmampuan masing-masing.[4]
D. Teknik-teknik Pelatihan dan Pengembangan
Program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk
mening atkan prestasi kerja, mengurangi absensi, dan perputaran, serta
memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua katagori pokok program pelatihan dan
pengembangan manajemen.
1. Metode
praktis (on the job training) merupakan
metode latihan yang paling banyak digunakan. Tenaga kerja dilatih tentang
pekerjaan baru dengan pengawasan langsung oleh pelatih yang berpengalaman.
Berbagai macam teknik ini yang bisa digunakan dalam praktek adalah sebagai
berikut:
a. Rotasi
jabatan
b. Latihan
instruksi pekerjaan
c. Magang
(apprenticeship)
d. Coaching
e. Penugasan
sementara
2. Teknik-teknik
presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training), dengan pendekatan ini peserta latihan
menerima representasi tiruan (articial) suatu
aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan
sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentasi (penyajian) imformasi adalah
untuk mengajarkan bebagai sikap, konsep atau ketrampilan kepada para peserta.
Metode yang bisa digunakan adalah:
a. Metode
studi kasus
b. Kuliah
c. Studi
sendiri
d. Program
computer
e. Komperensi
f. Presentasi
Implementasi
program pelatihan dan pengembangan berf ungsi sebagai proses transformasi. Para
tenaga kerja yang tidak terlatih diubah menjadi pegawai yang berkemampuan dan
berkualitas dalam bekerja, sehingga dapat dierikan tanggung jawab lebih besar.[5]
E. Tujuan
dan Manfaat Pelatihan
1. Produktivitas
(productivity)
Dengan pelatihan akan
dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan perubahan tingkah
laku. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas organisasi.
2. Kualitas
(quality)
Penyelenggaraan
pelatihan tidak hanya memperbaiki kualitas pegawai namun diharapkan dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam bekerja. Dengan demikian
kualitas dari output yng dihasilkan akan tetap terjaga bahkan meningkat.
3. Perencanaan
Tenaga Kerja (human resource planning)
Pelatihan akan memudahkan pegawai untuk mengisi
kekosongan jabatan dalam suatu organisasi, sehingga perencanaan pegawai dapat
dilakukan sebaik-baiknya. Dalam perencanaan sumber daya manusia salah satu
diantaranya mengenai kulitas dan kuantitas dari pegawai dengan kualitas yang
sesuai dengan yang diarahakan.
4. Moral
(morale)
Diharapkan dengan adanya pelatihan akan dapat
meningkatkan prestasi kerja dari pegawai sehingga akan dapat menimbulkan
peningkatan upah pegawai. Hal tersebut akan dapat meningkatkan moril kaerja
pegawai untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugasnya.
5. Kompensasi
Tidak Langsung (Indirect Compensation)
Pemberian kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti
pelatihan dapat diartikan sbagai pemberian balas jasa atas prestasi yang telah
dicapai pada waktu yang lalu, dimana dengan mengikuti program tersebut pegawai
yang bersangkutan mempunyai kesempatan untuk lebih dapat megembangkan diri.
6. Keselamatan
dan Kesehatan (health and safety)
Merupakan langkah terbaik dalam mencegah atau
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dalam suatu organisasi sehingga akan
menciptakan suasana kerja yang tenang, aman dan adanya stabilitas pada sikap
mental mereka.
7. Pencegahan
Kadaluarsa (obsolescence prevention)
Pelatihan akan mendorong inisiatif dan kreatifitas
pegawai, langkah ini diharapkan akan mencegah pegawai dari sifat kadaluarsa.
Artinya kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan teknologi.
8. Perkembangan
Pribadi (personal growth)
Memberikan kesempatan bagi pegawai untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemempuan yang dimiliki pegawai termasuk meningkatkan
perkembangan pribadinya.[6]
BAB
III
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DILEMBAGA PENDIDIKAN
A. Pengertian
Pengembangan
Pengembangan SDM (HR development) dapat
dipahami sebagai pentiapan individu pegawai untuk memikul tanggung jawab yang
berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi.Pengembangan biasanya berhubungan
dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk
menunaikan pekerjaan yang lebih baik.Pengembangan SDM mengacu pada kepentingan
staf dan personil yang ada di dalam organisasi. Pengembangan SDM merupakan
proses pembelajaran jangka panjang dengan menggunakan prosedur yang sistematis
dan terorganisasi, dimana manajer mempelajari pengetahuan konseptual dan
teoritis, yang kemudian dimplementasikan dalam pengembangan SDM. Pengembangan
SDM juga merupakan aktifitas memelihara dan meningkatkan kompetensi SDM guna
mencapai efektifitas organisasi (Sikula: 2001).
Flippo (2002) menyatakan bahwa
pengembangan SDM merupakan suatu proses dari pendidikan dan pelatihan.
1. Pendidikan
Berkaitan dengan pengetahuan secara umum. Terdapat
dua level utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam pendidikan, yaitu
manajer organisasi dan tenaga operasional.
2. Pelatihan
Pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan pegawai
dalam mengembangkan pekerjaan tertentu sesuai dengan pekerjaan terakhir yang
diemban oleh pegawai.Pelatihan juga dilakukan dalam rangka updating pegawai.[7]
B. Jenis
Pengembangan SDM
1. Pengembangan
Secara Informal
Pengembangan secara informal bagi pegawai bisa
dilakukan atas inisiatif pribadinya. Pegawai dapat melatih dan mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan dirinya dengan mempelajari berbagai macam konsep
berikut aplikasinya, yang berhubungan langsung dengan pekerjaan dan jabatan
yang diembannya.Jenis pengembangan seperti ini sangatlah bermanfaat bagi
organisasi dikarenakan organisasi tidak perlu mengeluaralkan biaya besar untuk
melaksanakan pengembangan bagi SDM.
2. Pengembangan
Secara Formal
Pengembangan secara formal dilakukan oleh organisasi
dengan biaya yang besar.Penegembangan ini dilakukan karena tuntunan perubahan
dan persaingan yang semakin tinggi. Pengembangan semacam ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan organisasi, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang.
Bagi pegawai, pengembangan semacam ini sangatlah bermanfaat karena mereka akan
mempunyai dan memiliki kemampuan, keahlian, serta ketrampilan yang lebih tanpa
mengeluarkan biaya tinggi.
C. Metode
Pengembangan
1. Metode
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat
penting dari pengembangan SDM.Hasil pendidikan dapat dilihat dari adanya
perubahan tingkah laku.Hal tersebut mengandung arti bahwa pendidikan pada
hakikatnya bertujuan untuk mengubah tingkah laku pegawai.Lembaga pendidikan,
terutama pendidikan formal, pada dasarnya memberikan output berupa
perubahan sikap dan perilaku yang disertai dengan tingkat pengetahuan,
pemahaman dan analisis yang lebih mendalam. Itulah sebabnya, perubahan sikap
dan perilaku sebagai output pendidikan perlu dirumuskan terlebih dahulu
dalam tujuan pendidikan, dengan kata lain bahwa tujuan pendidikan merupakan
rumusan-rumusan penting sikap dan perilaku.
Metode pendidikan baiasnya sebagai suatu metode
pengembangan untuk pegawai manajerial. Tenaga manajerial adalah mereka yang
mempunyai wewenang terhadap orang lain.
2. Metode
Pelatihan
Metode pelatihan dipilih berdasarkan analisa
kebutuhan yang berasal dari kepentingan organisasi dan kebutuhan
pegawai.Hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan adalah menyangkut waktu
pelaksanaan, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan, latar belakang pegawai
dan berbagai hal lainnya terkait dengan pegawai.Ruang lingkup pelatihan lebih
sempit dibandingkan dengan pendidikan.Pelatihan pada dasarnya dipandang sebagai
penerapan kecakapan dan ketrampilan pekerjaan, oleh karenanya pelatihan
terfokus pada mempelajari bagaimana melaksanakan tugas-tugas khusus dalam waktu
tertentu.Pelatihan merupakan suatu fungsi yang terus menerus dengan ruang
lingkup pekerjaan pegawai.[8]
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengembangan SDM
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan SDM dapat ditinjau secara internal maupun eksternal
yang berasal dari organisasi.
1. Faktor
Internal
a. Visi
Organisasi
Visi organisasi sangat mempengaruhi pengembangan SDM
yang ada di dalam organisasi. Organisasi yang memiliki visi yang kuat, luas dan
ambisius cenderung akan melakukan pengembangan SDM yang agresif disertasi
dengan ketersediaan dana yang memadai.
b. Misi
Organisasi
Setiap organisasi mempunyai visi yang ingin dicapai,
untuk itu dibutuhkan misi yang tepat.Misi merupakan visi dalam tahap yang lebih
operasional.Misi memberikan arahan penting yang perlu dilakukan sehingga visi
bisa terwujud.Organisasi yang agresif dalam ekspansi memiliki misi pengembangan
SDM yang agresif pula.
c. Strategi
Pencapaian Tujuan strategi menggambarkan bagaimana secara opersional misi yang
telah dibuat dapat dilaksanakan. Strategi yang baik perlu didukung oleh taktik
yang tepat, dimana hal tersebut akan membutuhkan dukungan pengembangan SDM yang
baik pula.
d. Sifat
dan Jenis Kegiatan
Sifat dan jenis kegiatan organisasi sangat penting
pengaruhnya bagi pengembangan SDM. Organisasi yang sebagian besar pekerjaannya
teknis tentu akan berbeda dengan organisasi yang berorientasi pada pekerjaan
yang ilmiah.
e. Teknologi
yang Digunakan
Teknologi sangat mempengaruhi organisasi. Organisasi
yang mampu memanfaatkan teknologi dengan unggul akan menjadi organisasi yang
superior dan mampu untuk bersaing dalam berbagi level bisnis.
2. Faktor
Eksternal
a. Kebijaksanaan
Pemerintah
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang
dikeluarkan melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah,
surat-surat keputusan Mentri atau Pejabat pemerintah, dan sebagainya merupakan
arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi. Kebijakan-kebijakan tersebut
sudah barang tentu akan mempengaruhi program-program pengembangan SDM dalam
organisasi yang bersangkutan.
b. Sosio-budaya
Masyarakat
Faktor sosio-budaya masyarakat tidak dapat diabaikan
oleh suatu organisasi.Hal ini dapat dipahami karena suatu organisasi apapun
didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang
sosio-budaya yang berbeda-beda.
c. Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat dinamis dan
organisasi harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi.Pegawai harus mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga mampu untuk
terus berkembang.
d. Perkembangan
Teknologi
Perkembangan teknologi berbeda dengan kebutuhan
teknologi secara internal.Perkembangan teknologi lebih kepada aspek eksternal
yang muncul diluar organisasi, dimana saat ini perkembangan teknologi sangat
cepat dan perlu didukung oleh adanya kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan perubahan.
E. Tujuan
Pengembangan SDM
1. Memperbaiki
kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karean
kekurangan ketrampilan merupakan calon utama pelatihan, kendatipun tidak dapat
memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, program pelatihan dan
pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam meminimalkan masalah ini.
2. Memutakhirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan kamajuan teknologi. Melalui pelatihan,
pelatih memastikan bahwa karyawan dapat mengaplikasikan teknologi baru secara
efektif.
3. Mengurangi
waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan.
4. Membantu
memecahkan masalah operasional. Para manajer harus mencapai tujuan mereka
dengan kelangkaan dan sumber daya
5. Mempersiapkan
karyawan untuyk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi
karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang sistematis.
6. Mengorientasikan
karyawan terhadap organisasi, karena alas an inilah, beberapa penyelenggara
orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan mengorientasikan para karyawan
baru terhadap organisasi dan bekerja secara benar.
7. Memenuhi
kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian manajer adalah berorientasi
pencapaian dan membutuhkan tantangan baru di pekerjaannya.
F. Manfaat
Pengembangan SDM
Dikaitkan dengan lima
fungsi manajemen, program pengembangan SDM yang dilaksanakan dengan baik akan
memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan. Antara lain:
1. Dengan
perencanaan, rekrutmen, dan seleksi yang baik dapat memperoleh tenaga kerja
yang produktif
2. Fungsi
pengembangan staf membantu individu, kelompok, dan organisasi menjadi lebih
efektif
3. Program
insentif yang besar dapat member dampak positif pada organisasi
4. Lingkungan
kerja yang aman dan sehat cenderung meningkatkan produktivitas
5. Hubungan
pekerja-manajemen yang efektif membawa hasil yang lebih baik bagi organisasi.[9]
BAB IV
KESIMPULAN
Sebenarnya banyak definisi mengenai
pelatihan. Namun, Pelatihan merupakan upaya yang sistematis dan terencana untuk
mengubah atau mengembangkan pengetahuan/ketrampilan/sikap melalui pengalaman
belajar dalam rangka meningkatkan efektivitas kinerja kegiatan atau berbagai
kegiatan. Pelatihan harus dilaksankan dengan sebaik-baiknya agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Adapun jenis-jenis pelatihan yakni,
pelatihan teknis, pelatihan rutin, pelatihan antar pribadi, dan pelatihan
pengembangan inovatif. Dalam konteks dunia kerja secara tegas membedakan antara
pendidikan dan pelatihan yaitu bahwa pendidikan lebih diarahkan untuk
memecahkan knowledge problems, sedangkan
pelatihan lebih pada skill peoblems, dan
keduanya digunakan bersama untuk memecahkan motivation
problems.
Pengembangan SDM (HR development) dapat
dipahami sebagai pentiapan individu pegawai untuk memikul tanggung jawab yang
berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi.Pengembangan biasanya berhubungan
dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk
menunaikan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan SDM yang membawa misi
difokuskan pada peningkatan ketahanan dan kompetensi setiap individu yang
terlibat dalam proses pembangunan. Adapun jenis-jenis pengembangan yakni:
pengembangan secara informal merupakan pengembangan yang bisa dilakukan atas
inisiatif pribadinya. Pengembangan secara formal merupakan pengembangan yang
dilakukan oleh organisasi dengan biaya yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,
Mario Tua H. 2005. Manajemen Sumber Daya:
Pengadaan, Pengembangan,
Pengkompensasian, dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai. Bandung: Alfabeta
Handoko,
T. 1998. Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta,
terjemahan: BPFE
Heru,
Susilo. 1995. Mencari Strategi
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Malang: Unibraw
Hasibuan,
Melayu S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Remaja
Rosdakarya
Mangkunegara,
Anwar Prabu.2006. Perencanaan dan Pengembangan SDM.
Bandung: Refika Aditama
Priansa,
Doni Juni. 2014. Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta
[1] Mario
Tua Efendi H, Manajemen Sumber Daya:
Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas
Pegawai, (Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia, 2005) 95.
[2]
Doni Juni Priansa. Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Bandung: Alfabeta, 2014). 175-176
[3] Ibid. 179
[4]
Susilo Heru. Mencari Strategi
Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Malang: Unibraw, 1995). 192-193
[5]
Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya
Manusia. (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012)68.
[6] Op. cit. 176-179.
[7]
Anwar Prabu Mangkunegara. Perencanaan dan
Pengembangan SDM. (Bandung: Refika Aditama, 2006). 146-147
[8] Ibid. 157-160
[9]
Handoko T. manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta, Terjemahan BPFE:1998). 235-241.
2 komentar:
terima kasih atas sharingnya, pelatihan karyawan memang sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi
sama-sama, dengan adanya pelatihan akan mencetak karyawan yg berintegritas tinggi
Posting Komentar